20230111_185931
20230111_185931
Shadow
Sosial  

Destana Inklusi Versi LPBI NU Jatim, Kolaborasi Program Siap Siaga

120x600
banner 468x60

Kabupaten Pasuruan, Delikjatim.com – LPBI NU Jatim mengadakan pelatihan penyusunan Rencana Keberlanjutan Usaha (RKU), bagi kelompok UMKM tingkat desa, di Aula PCNU Kabupaten Pasuruan, pada Senin, (20/05/2024).

Hal itu dilakukan sebagai upaya pengurangan risiko bencana, serta mengenal potensi dan ancaman bencana di lingkungan desa, melalui program akselerasi Desa Tangguh Bencana (Destana) yang nantinya akan diintegrasi ke dalam perencanaan desa.

Pelatihan ini diikuti sebanyak 80 orang perwakilan dari 8 desa dampingan program, dilatih untuk bisa menyusun RKU, dan merupakan bagian dari pembentukan Destana yang menjadi sasaran program.

Tak main-main, pihak pelaksana pelatihan menghadirkan narasumber dari Universitas Yudharta Pasuruan, seperti Dr. Deny Utomo, Spi, MP. kemudian ada Dr. Hj. Rossailma S. MH. Desy Cahyaning Utami, Sp.MP. serta Abdul Wahid ST. MT.

Saiful Anam menegaskan, selain memberikan materi terkait RKU UMKM, tim narsum juga memberikan pelatihan GEDSI sebagai bagian dari program Destana Inklusi.

“LPBI NU Jatim berkolaborasi dengan Siap Siaga, yakni lembaga pelaksana program yang berkaitan dengan penangulangan bencana, melaksanakan program akselerasi Destana dan integrasi ke dalam perencanaan desa, di 25 desa yang tersebar di 3 kabupaten, yaitu Kabupaten Sampang, Pasuruan, dan Lumajang.” tegas Koord Bidang RR LPBI NU Jatim, yang akrab disapa Gus Anam.

Ia menjelaskan, istilah Gedsi merupakan kesetaraan gender, disabilitas dan inklusi sosial, dan Ansos adalah analisa sosial.

Pasca kegiatan ini, kata Gus Anam, tim LPBI NU akan mendampingi penyusunan RKU di desa. Sebagaimana diketahui bahwa LPBI NU Jatim pada tahun ini melaksanakan program Akselerasi Destana dan Integrasi dalam Perencanaan Desa.

Program ini dilaksanakan bekerja sama dengan program Siap Siaga Jatim. “Program ini menyasar sedikitnya 25 desa di 3 Kabupaten di Wilayah Jatim, yakni Kabupaten Sampang, Pasuruan dan Lumajang” imbuhnya.

Menurutnya, istilah-istilah diatas untuk menamai program kita, destana yang inklusi dan berbeda dengan program Destana yang dibentuk oleh pihak lain (BNPB, BPBD).

“Pembentukan Destana yang dilakukan LPBI, disamping memenuhi indikator destana (perka 1 tahun 2012) dalam prosesnya, kita juga menjadikan isu gedsi sebagai basis pelaksanaan program. Ansos sebagai alat analisa yang dilengkapi dengan pendamping penyusunan RKU untuk UMKM. Poin ini juga salah satu indikator Destana yang jarang dipenuhi oleh program Destana selain bentukan LPBI NU” pungkasnya.

banner 336x280
Penulis: Syaiful Editor: Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Artikel terproteksi !!