Surabaya, delikjatim – Guna menguatkan karakter islami siswa, SD Muhammadiyah 24 Surabaya mengadakan Malam Bina Iman dan Takwa (Mabit) yang biasa disebut dengan pesantren karakter selama dua hari satu malam, dimulai pada Jum’at (31/1/2025) dan berakhir Sabtu (1/2/2025). Kegiatan ini berlangsung hikmat dan penuh semangat siswa.
Acara ini mengusung tema Become True Muslim (menjadi muslim sejati) dengan dua materi, yaitu 7 Habits Of Higly Successful Student (7 Kebiasaan Siswa yang Sangat Sukses) dan The Miracle Of Shalat (Keajaiban Shalat), dilaksanakan di aula sekolah karakter.
Kegiatan ini berawal dengan siswa mengikuti shalat Ashar secara berjamaah di masjid Al-Mufidah, dilanjutkan pembukaan dan pembacaan qalam ilahi oleh ananda Putri kelas 5 Dermawan dan Delisha kelas 5 Filantropi serta kontrak belajar selama kegiatan berlangsung.
Materi 7 Habits Of Higly Successful Student
Materi pertama tentang 7 Kebiasaan Siswa Yang Sangat Sukses. Materi ini disampaikan oleh ustadzah Norma Setyaningrum M.Pd. Ia menjelaskan pentingnya 7 kebiasaan sukses bagi siswa.
“Apakah kalian sepakat orang sukses itu tergantung kebiasaannya ?” tanyanya.
“Iya, sangat sepakat,” sahut para siswa.
Ustadzah Norma Setyaningrum memberikan contoh kebiasaan Mark Zuckerberg pendiri Facebook yang membuat dia sukses di waktu mudah, Kevin Systrom, Bill Gates, hingga Muhammad Al-Fatih yang dari kalangan muslim.
Dalam paparannya juga menggabungkan dengan 7 kebiasaan anak Indonesia hebat yang lagi di sosialisasikan oleh Kemendikdasmen RI dan beberapa sekolah juga pun sudah menerapkan.
Materi The Miracle Of Shalat
Materi kedua berupa keajaiban atau kedahsyatan shalat. Materi ini disampaikan oleh ustadz Ferry Yudi Antonis Saputro M.Pd.
Membuka materinya ustadz Ferry (nama panggilan) memancing siswa dengan pertanyaan pemantik yang membuat para siswa bersinergi kembali semangatnya meskipun banyak yang sudah mulai bosan dan ngantuk.
“Siapakah yang cinta ayah angkat tangan kanan ?
“Siapa yang sayang bunda angkat tangan kiri ?
“Siapa yang sayang dan cinta kepada ayah bunda angkat kedua kakinya ?”tanyanya.
Sontak para siswa mengangkat kedua tangan dan kedua kakinya sambil ketawa, karena belum mengerti maksud pemateri.
“Seorang anak yang memang cinta dan sayang kepada orang tuanya harus berkorban dengan menggerakkan tangan dan kaki atau bahkan seluruh tubuhnya, bukan hanya kedua tangannya saja,” jelasnya.
Dalam penjelasan pun, ustadz Ferry juga menjelaskan pentingnya shalat dan hikmah-hikmahnya, karena hanya dengan shalat lah kita bisa berkomunikasi secara langsung kepada Allah, bahkan saking istimewanya ketika kita berkeluh-kesah dan bermunajat di tanah pada saat sujud, hal tersebut dapat dilihat dan didengar oleh penghuni langit. Masyaallah.
Kegiatan tersebut dilanjutkan dengan istirahat dan bangun sebelum subuh untuk melaksanakan shalat qiyamullail, shalat subuh berjamaah, murajaah hingga senam pagi dan akhiri dengan penutupan serta pembagian reward bagi mereka yang sudah menjalankan kontrak belajar dengan baik.
“Pesantren karakter kali sangatlah asik dan seru. Apalagi materinya sangatlah mudah dipahami sampai aku sangat aktif bertanya, tapi sayang ini pesantren karakter saya yang terakhir insyaallah, karena saya sudah kelas 6,” ungkap Davan siswa kelas 6 cerdas dengan nada semangat.
Berbeda dengan Kinan Ibrahim Driandana, dirinya mengucapkan juga sangat lah senang ikut pesantren karakter kali ini. Bahkan jika ada lagi saya akan ikut, karena saya masih duduk kelas 5 filantropi. Meskipun juga materinya terkadang membuat ketawa lucu, membakar semangat hingga terharu sedih karena ingat jerih payah ayah bundaku. (Syamsul Arifien)