Surabaya, Delikjatim.com – Forum Silaturahim dan Komunikasi (Foskam) Kepala SMP/MTs Muhammadiyah kota Surabaya menggelar ujian praktek manasik haji 2024 di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, Selasa (16/1/2024).
Ketua Foskam SMP/MTs Muhammadiyah kota Surabaya Ali Fauzi SAg MPdI menjelaskan, ujian praktek manasik haji diikuti 1.703 siswa kelas IX SMP/MTs Muhammadiyah se-kota Surabaya.
Sebagai penguji, lanjut Ali Fauzi, diambil dari Lembaga Pembinaan Haji dan Umroh (LPHU) dan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umroh (KBIHU) Muhammadiyah kota Surabaya yang sudah bersertifikat pembimbing secara profesional.
“Dengan kegiatan tersebut, kami berharap anak-anak mempunyai semangat dalam rangka kegiatan haji dan umrah serta mengenal organisasi yang ada di Muhammadiyah seperti LPHU dan KBIHU Muhammadiyah Surabaya,” ujarnya.
Sementara itu, salah satu penguji praktek manasik haji dari LPHU Surabaya Drs H Suba’i Mustalim MPdI menambahkan bahwasanya tujuan dilaksanakannya kegiatan tersebut adalah supaya para siswa SMP/MTs bisa lebih mendalami tentang pelajaran Al-Islam, khususnya masalah manasik haji.
“Salah satu diantara pelajaran mereka adalah manasik haji, sangat perlu para siswa dikenalkan pakaian haji, bagaimana bisa menguasai dengan latihan manasik haji yang tidak didapatkan dibangku sekolah masing-masing”, paparnya.
Oleh karena itu, lanjut Suba’i, para siswa perlu diajak kelapangan seperti kegiatan tersebut supaya anak-anak bisa lebih mendalami dan memahami ibadah haji.
“Untuk penilaian, kami hanya menguji pada penilaian akhir dimana anak-anak sudah mendapatkan teori di sekolahnya masing-masing, bagaimana penguasaan materi yang sudah terkonfirmasi dengan pelajaran sekolah, kekompakan, kebersamaan, dan kerapian para siswa,” tuturnya.
Yang paling penting di setiap akhir kelulusan, lanjut Suba’i, baik jenjang SD, SMP, maupun SMA ada semacam sertifikat untuk manasik haji, bahwasannya para siswa sudah ada jaminan dan mereka sudah pernah melaksanakan haji secara praktek sehingga ini merupakan salah satu bagian kelengkapan dari nilai Al-Islam.
“Kalau sholat tidak perlu sertifikat, namun haji dirasa perlu karena hal tersebut memang dalam momentum tertentu,” imbuhnya.
Dan yang lebih penting lagi, sambung Suba’i, sangat perlu ditanamkan anak-anak sejak dini sudah ada keinginan, sehingga memacu keseriusan mereka untuk beribadah haji maupun umrah.
“Kami berharap kegiatan seperti ini diikuti oleh semua sekolah Muhammadiyah pada khususnya, sehingga pada nantinya akan menjadi satu pola baru bagi pendidikan agama anak khususnya manasik haji, ketika lulus mereka sudah pernah melaksanakan kegiatan ritual ibadah tersebut,” tandasnya.