Surabaya, Delikjatim.com – Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Dr H M Ridlwan MPd memberi sambutan pembukaan di hari pertama Rapat Kerja (Raker) SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya (Mudipat) tahun pelajaran 2024/2025, Sabtu (2/3/2024). Raker berlangsung hingga hari Ahad (3/3/2024).
Kegiatan Raker Mudipat diselenggarakan di Auditorium H M Din Syamsuddin Lantai 4 Gedung Belajar B (The Millenium Building) Mudipat. M Ridlwan menjelaskan raker kali ini harus memberikan inovasi, perubahan dan rujukan sekolah-sekolah untuk studi banding.
“Program kerja yang baru untuk keunggulan, kemajuan dan kejayaan sekolah. Perubahan itu suatu keharusan/tuntutan, kalau tidak mau berubah berarti tidak mengikuti Sunnahtullah,” ujarnya.
Raker bertemakan Innovation and Collaboration, diikuti seluruh Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK). Hadir pula Sekretaris Umum Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Ngagel Surabaya Sugeng Purwanto.
Hadir pula tamu kehormatan yakni: Ketua Majelis Dikdasmen dan PNF PCM Ngagel Drs Suyatno MPd, dan Sekretaris IKWAM/Komite Sekolah Dr Hj Fatma SE MM.
Menurut M Ridlwan bahwa sang pendiri Persyarikatan Muhammadiyah, Kyai Haji Ahmad Dahlan sebelum mendirikan Sekolah Muhammadiyah, beliau melihat bagaimana pendidikan orang-orang Belanda. Diamati dan difahami tentang sekolah Belanda secara penampilan berpakaian modern, sepatu, dan jas necis, lalu Kyai Haji Ahmad Dahlan meniru (amati, modifikasi dan tiru).
“Tetapi bagi umat Islam lainnya, hal tersebut dianggap kafir. Kemudian kelompok/ormas lainnya meniru juga, karena kalau tidak berubah akan kalah,” tuturnya.
Muhammadiyah menjadi agen perubahan bagi masyarakat luas, maka diharapkan Mudipat juga menjadi sekolah yang siap menjadi pelopor, terus lebih baik dan beda dari yang lain.
“Perubahan juga harus di lakukan melalui raker, tiap komisi terdapat program baru yang inovatif dan solutif. Progam kerja yang bisa menjawab tantangan jaman 10-20 tahun ke depan,” jelas kandidat kuat Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya mendatang.
M Ridlwan menegaskan, Mudipat adalah lokomotif perubahan untuk seluruh Sekolah Dasar Muhammadiyah di Jawa Timur, bahkan skala Nasional sehingga Mudipat kalau tidak mau berubah akan tergilas perkembangan zaman.
“Masing-masing guru dan tenaga kependidikan harus memahami visi-misi dan tujuan sekolah Mudipat. Membuat program kerja yang bagus dan strategis untuk masa depan anak-anak generasi penerus yang Islami,” harapnya.
Di akhir pidatonya, mantan Ketua Majelis Dikdasmen PDM Kota Surabaya itu mengisahkan, Muhammad Alfatih di umur 20 tahun sudah mampu menaklukkan Konstantinopel. Maka Mudipat Pucang Surabaya wajib meneladani Rasulullah Muhammad dan Alfatih itu.
“Mudipat di umur ke-61 tahun harus terus menjadi penakluk bagi kebodohan dan keterbelakangan, untuk itu perlu berkembang dan maju lebih baik lagi,” tandasnya.