Surabaya, delikjatim.com – Sekolah Prestasi SD Muhammadiyah 11 Surabaya (SD Muhlas) menjadi tuan rumah agenda pelatihan Master of Ceremonies (MC) dan Protokoler yang dilaksanakan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Perempuan Amanat Nasional (PUAN) kota Surabaya pada Sabtu (27/7/24).
Kegiatan tersebut diikuti 100 peserta perempuan hebat kota Surabaya, serta pemateri Meriana Candra Kurniasari SPd MPd selaku Founder Probest School, MC Kedinasan, Public Speaker, Assesor, juga Dosen.
Hadir pula anggota DPR RI terpilih 2024–2029 Dapil 1 (Surabaya–Sidoarjo) Arizal Tomli Wafa ST MM, Kepala SD Muhammadiyah 11 Surabaya Mursiah MPd, juga anggota Komisi B DPRD Kota Surabaya dr Zuhrotul Mar’ah Lailatusholichah yang juga sebagai Ketua PUAN Surabaya beserta jajarannya.
Dalam sambutannya Kepala SD Muhammadiyah 11 Surabaya Mursiah MPd sangat bangga dan mengapresiasi DPD PUAN Surabaya yang telah berkenan menjadikan Auditorium AR Fachrudin SD Muhammadiyah 11 Jalan Dupak Bangunsari No 35-41 Surabaya sebagai tempat pelaksanaan pelatihan Master of Ceremonies (MC) dan Protokoler.
“Saya sangat bangga dan berterima kasih atas pelaksanaan kegiatan pelatihan DPD PUAN Surabaya di gedung SD Muhlas yang dihadiri para perempuan hebat se-kota Surabaya,” ujarnya.
Mursiah juga memberikan kesempatan kepada PUAN Surabaya bilamana ada kegiatan lain dapat menggunakan gedung SD Muhlas, asal pada hari non efektif serta tidak ada agenda sekolah.
“Sebagai tuan rumah, kami mohon maaf apabila ada hal-hal yang kurang berkenan, selamat dan sukses atas pelaksanaan pelatihan Master of Ceremonies (MC) serta Protokoler kepada semua perempuan hebat yang hadir di gedung SD Muhlas,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Perwakilan Daerah Perempuan Amanat Nasional (DPD PUAN) Surabaya dr Zuhrotul Mar’ah Lailatusholichah menyatakan salah satu program dari DPD PUAN Surabaya untuk memperingati HUT ke-26 Partai Amanat Nasional (PAN) yakni menyelenggarakan pelatihan Master of Ceremonies dan Protokoler.
“Selain itu, kegiatan tersebut juga dalam rangka untuk memberdayakan para perempuan supaya mempunyai skill agar kedepannya bisa bermanfaat bagi dirinya sendiri dan juga organisasi yang diikutinya,” ungkapnya.
Lanjut dokter Zuhro, sebenarnya pendaftar pelatihan Master of Ceremonies dan Protokoler sangat banyak, namun dibatasi hanya 100 peserta, jadi setelah sehari kuota terpenuhi, pendaftaran ditutup.
“Kami memilih mengadakan pelatihan tersebut karena MC akan bisa menambah penghasilan dengan tidak mengenal waktu, jadi, karena di Surabaya banyak event dan organisasi, tentunya akan butuh orang-orang yang bisa membawakan suatu acara dengan baik,” terangnya.
Dokter Zuhro berharap, kedepannya para perempuan tidak canggung untuk tampil di depan umum.
“Jadi, para perempuan hebat di Surabaya dengan mengikuti pelatihan tersebut akan mempunyai skill yang bagus sehingga bisa membawakan acara dengan suasana yang segar,” tandasnya.