Pamekasan, Delikjatim.com – Dalam langkah konkret mitigasi bencana berbasis ekosistem, Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Pamekasan berkolaborasi dengan TNI AL Batuporon, FRPB, KTH Sabuk Hijau Pamekasan, serta DKAC Palengaan dalam kegiatan pembibitan mangrove dan vetiver di Desa Lembung, Kecamatan Galis, Kabupaten Pamekasan, Madura, pada 23 Februari 2025.
Program ini menjadi strategi utama dalam mengatasi abrasi pantai serta mengantisipasi ancaman gelombang pasang melalui penanaman 1.000 bibit mangrove. Tak hanya itu, upaya pencegahan longsor juga diperkuat dengan penanaman 200 bibit vetiver, yang memiliki sistem perakaran dalam dan kuat untuk mengurangi erosi tanah di kawasan rawan.
Budi Cahyono, pegiat lingkungan dan penanggulangan bencana dari Bakorwil IV, menegaskan bahwa inisiatif ini bukan sekadar penghijauan, melainkan langkah strategis dalam menghadapi perubahan iklim serta membangun ketahanan lingkungan. “Pembibitan dan perawatan mangrove serta vetiver ini merupakan investasi ekologis jangka panjang, yang tidak hanya melindungi wilayah pesisir, tetapi juga mendukung keberlanjutan kehidupan masyarakat sekitar,” ujarnya.
Bibit vetiver yang digunakan dalam program ini merupakan hasil kerja sama dengan Tagana Rengel, Tuban, sedangkan bibit mangrove berasal dari budidaya mandiri yang dilakukan bersama KTH Sabuk Hijau Lembung. Lebih dari sekadar penanaman, komunitas ini juga aktif dalam merawat bibit mangrove yang telah disemai beberapa bulan sebelumnya guna memastikan pertumbuhan yang optimal dan dampak lingkungan yang maksimal.
Antusiasme masyarakat terhadap program ini begitu tinggi, mencerminkan kesadaran kolektif akan pentingnya perlindungan ekosistem. Mereka berharap program serupa terus berlanjut dengan melibatkan lebih banyak pihak, termasuk instansi pemerintah dan kelompok masyarakat lainnya, demi memperkuat ketahanan lingkungan di Pamekasan.
Sinergi antara komunitas, pemerintah, dan berbagai elemen masyarakat ini membuktikan bahwa mitigasi bencana dan pelestarian lingkungan dapat berjalan beriringan. Dengan semangat gotong royong, perlindungan ekosistem pesisir dan daratan pun dapat diwujudkan secara berkelanjutan, demi masa depan yang lebih aman dan lestari.